22 Juli 2024

Tinjau Proyek Smelter, Kadisperin NTB: Smelter Tembaga PT AMNT di Maluk Akan Segera Rampung

Sumbawa Barat – Kepala Dinas Perindustrian NTB Hj. Nuryanti, SE., ME, mendampingi Komisi VII DPR RI dalam kunjungan kerja ke Provinsi NTB untuk melihat langsung perkembangan pembangunan proyek Smelter Tembaga Amman di Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau kemajuan proyek yang akan menjadi kawasan industri Maluk KSB, Senin 15/7/2024

Acara kunjungan dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perindustrian, Kepala Dinas ESDM Provinsi NTB, Bupati KSB, Sekda KSB, Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), Vice President PT AMNT dan jajaran manajemen, serta Direktur Utama PT Amman Mineral Industri (AMIN) beserta jajarannya.

Kegiatan dimulai dengan pemaparan oleh Rahmat Makasau, Presiden Direktur PT AMNT, mengenai kemajuan proyek smelter hingga 15 Juli 2024. Tambang Batu Hijau disebut sebagai salah satu tambang tembaga-emas terbesar kedua di dunia yang belum dikembangkan.
“Pertumbuhan bisnis dan operasi Amman diproyeksikan meningkat signifikan setelah smelter selesai tahun ini, mengubah AMMAN menjadi bisnis penambangan hingga peleburan yang terintegrasi, didukung oleh infrastruktur dan logistik transportasi yang kuat,” ungkap Rahmat (15/7).

Berdasarkan hasil verifikasi yang dilakukan oleh PT Sucofindo pada periode Mei 2024, total progres kumulatif smelter mencapai 95,50% dan PMR 86,30%, dengan tahap commissioning dimulai pada Juni 2024. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) proyek periode 2023 oleh Surveyor Indonesia adalah 29,35%. Smelter tembaga direncanakan menghasilkan katoda tembaga pertama pada paruh kedua tahun 2024, dengan produksi komersial tembaga katoda mencapai 60% kapasitas pada Desember 2024.

Setelah pemaparan dan diskusi, seluruh peserta rapat melanjutkan kegiatan dengan tinjauan lapangan untuk melihat langsung fasilitas proyek smelter dan sarana prasarana pendukung yang telah terbangun maupun yang sedang dalam proses pembangunan.

Hj. Nuryanti menyatakan bahwa setelah selesai proyek smelter yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) ini, perlu segera didorong pengembangan Kawasan Industri Maluk KSB itu sendiri.

“Hingga saat ini, kawasan industri tersebut belum memiliki perusahaan pengelola, dan diharapkan PT AMNT atau PT AMIN Group dapat menjadi pengelola kawasan industri mengingat AMMAN menguasai lahan seluas 850 hektar (IPR),” kata Kadisperin NTB (15/7).

Diharapkan kawasan industri KSB ini dapat masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029, tutup Nuryanti.