Selasa, 5 Desember 2023, Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB Nuryanti, SE., ME. Didampingi oleh Sekretaris Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Dra. Sri Irianti, Kepala Bidang Pembangunan Sumber Daya Industri (PSDI) Lalu Lutfi, ST., M. Si., Kepala Bidang Sarana Prasarana dan Pemberdayaan Industri (Sarpras) Dr. Aryanti Dwiyani, M. Pd., Kepala UPTD Balai Kemasan Produk Daerah (BKPD) Drs. Agus Supriyanto, Apt., menghadiri Rapat Koordinasi Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Provinsi NTB. Kegiatan dihadiri juga oleh beberapa OPD lingkup Pemerintah Provinsi NTB, Kepala Biro Adpim, Deputi Bank Indonesia KPWN NTB dan Bank NTB Syariah Mataram. Rakor ini dilaksanakan di Pendopo Timur, Kediaman Gubernur Prov NTB.
Kegiatan ini dibuka dengan pembacaan SK penetapan pengurus Dekranasada Terbaru setelah selesainya masa jabatan Ketua Dekranasda sebelumnya. SK Nomoer 68/DEKRAN/SK/X/2023 memutuskan Bunda Lale Prayatni sebagai Penjabat Ketua Dekranasda Provinsi NTB dan Kepala Dinas Prindustrian Provinsi NTB Nuryanti, SE., ME. sebagai Ketua Harian Dekranasda NTB masa bakti periode 2023-2024. Berdasarkan SK Terbaru kepengurusan Dekranasada Provinsi NTB, pengurus dibagi ke dalam 5 Bidang kerja.
Kadis Perindustrian NTB selaku PJ ketua harian Dekranasda NTB, menyampaikan, kepengurusan periode ini memang lebih ramping dari sebelumnya, tetapi semoga tidak membatasi kinerja para anggota untuk terus memberikan kontribusi terbaik. Ada 3 ikon industri NTB yang sangat melekat dengan bidang kerja Dekranasda yakni Muslim Fashion Industry, Kosmetik dan Farmasi Herbal, dan Kuliner Legend. Diharapkan kepengurusan Dekranasda bisa mensosialisaikan dan melahirkan pelaku industri baru untuk mempertahankan kearifan lokal NTB. Diharapkan pembagian sistem kepengurusan dapat lebih efektif dalam melaksanakan program kerja serta dapat meningkatkan koordinasi dan komunikasi.
“Kerajinan merupakan sebuah warisan dan ide pokok sebuah bangsa dan daerah yang membedakannya dari yang lain, sehingga perlu untuk dipertahan untuk menjadi identitas, sehingga Dekranasda menjaga identitas sebuah daerah untuk menjaga identitas Negara Republik Indonesia”, Ungkap Kadis Perindustrian NTB selaku PJ ketua harian Dekranasda NTB.
Bunda lale menekankan bahwa, 6 program kerja ini adalah rencana awal yang bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dngan kebutuhan masyarakat nantinya, bahkan bunda lale terbuka untuk usulan dan kolaborasi dekranasda dengan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan program kerja yang maksimal.
Berdasarkan arahan ketua Dekranas Pusat yakni Wury Estu Handayanu, bunda lale memaparkan isu nasional yang perlu untuk diperhatikan dan perlu untuk dilaksanakan dalam program kerja, yakni:
- Digitalisasi dan teknologi dalam pengembangan umkm dan prigram kerja
- Kegiatan berkelanjutan dan produk ramah lingkungan (zero waste dan pewarna alam, perca-perca dari pembuatan baju (fashion) tidak dibuang begitu saja, tapi bisa dimanfaatkan untuk desain kriya sehingga menjadi produk yang bernilai seni yang tinggi
- Memperhatikan kerajinan lokal yang memiliki historis budaya (bekerjasama dengan para budayawan untuk menggali dan mengembangkan produk-produk yang memiliki nilai historis dan budaya tinggi) jadikan produk-produk budaya
- Kolaborasi antara desainer dan perajin untuk produk unik dan kreatif tetapi berpenampilan modern
- Pasar global (eksport) untuk perlu diperhatikan (siapkan produk untuk dapat diekspor)
- Peningkatan kualitas SDM untuk menjaga kualitas produk untuk mendukung mempersiapkan anak muda siap memasuki dunia industri kerja (seperti mengadakan pelatihan)
- Pengembangan pasar dalam negri, masifkan gerakan/spirit “Cinta, Bela, Beli produk lokal” melalui event-event promotif dalam negri seperti WIC dan MotoGP
- Tantangan persaingan, pengrajin harus berinovasi untuk meningkatkan kualitas produknya
- Keaslian dan kemasan (perlu ada inovasi pada kemasan, produk mamben jadi kemasan tenun sebagai souvenir, latih mereka untuk mendapat kualitas yang lebih bagus) sehingga keaslian produk terus dijaga.
Khusus untuk produksi kemasan dengan inovasi kriya daerah seperti pandan dan bambu, diharapkan ke depannya dapat digunakan menjadi kemasan kain dan produk tenun dan songket eksklusif maupun standar di gerai pusat oleh-oleh dan hotel di seluruh NTB, untuk meningkatkan kesan ciri khas daerah NTB, tentunya dengan inovasi yang terus dikembangkan.