
Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang melimpah. Provinsi yang menggambungkan dua pulau dari pulau Lombok hingga Pulau Sumbawa yang memiliki ragam suku, ras dan budaya. Kekayaan yang limpah ruah tentu harus dimanfaatkan dan dikelola sebaik mungkin untuk kesejahteraan masyarakat hingga pembangunan daerah. Provinsi NTB dalam 5 tahun kepemimpinan H Zulkieflimansyah dan Hj Sitti Rohmi Djalilah, rancang pembangunan industrialisasi menjadi prioritas.
Kala rehabilitasi dan rekonstruksi gempa Lombok 2018 dan pandemi covid-19 di tahun 2020, serta New Normal 2021, membuatnya menjadi sedikit lebih berat, karena semua kemampuan dialokasikan untuk recovery gempa dan covid 19. Kendati demikian, sikap optimisme dari Pemprov NTB terhadap proses pemulihan terbilang cukup masif di berbagai sektor.
Lebih utamanya pemerintah mengandalkan Industrialisasi sebagai proses pemulihan ekonomi NTB. Misalnya, di pertengahan tahun 2020 hingga pertengahan tahun 2021, NTB mulai bangkit dengan ekosistem Industri. Hasilnya, tercatat dalam program JPS Gemilang, pesatnya perkembangan kurang lebihnya melibatkan 4.673 IKM/UMKM dan UMKM/IKM hadir di NTB sebagai wujud pemulihan ekonomi.
Nuryanti selaku kepala Dinas Perindustrian NTB, mengungkapkan targetan demi targetan dalam mencapai tujuan pembangunan daerah melalui program industrialisasi.
“industrialisasi yang kami gaungkan selama 5 tahun, bukan industrialisasi membangun pabrik besar, merancang mesin pengolahan yang besar, memang walaupun itu adalah semua hal kami kita dambakan, tapi yang menjadi fokusan kami saat ini dan 5 tahun selama berjalan ialah mulai dari hal yang sederhana antara lain, membangun pondasi industrialisasi hingga menciptakan hal baru dari yang sederhana menjadi sesuatu yang bernilai” tutur Nuryanti (16/09).
Pertumbuhan Ekonomi di NTB pada triwulan I-2022 terhadap triwulan I-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 7,76 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan minum mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 22,29%. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Luar Negeri mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 187,28%. Dari data Badan Pusat Statistik menunjukan perkembangan yang sangat signifikan pada
lapangan usaha dan produksi, penyediaan akomodasi dan makan minum serta sektor industri lainnya. Artinya bahwa, dengan metode ekosistem Industri melalui program JPS gemilang merupakan proses awal untuk menunjukan perkembangan Ekonomi NTB, melalui operasional UKM/UMKM sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi.
Karena semakin menggeliatnya Industri di NTB, Gubernur NTB mengambil langkah pertama dari jalan panjang lima tahun yang akan dilalui, yakni menginisiasi penyusunan Peraturan Daerah Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) NTB.
Nuryanti menyampaikan, RPIP ini adalah peta jalan industrialisasi NTB selama 20 tahun mendatang. Akhirnya, pada 27 Desember 2021 di sahkan lah Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 13 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2021 – 2041.
Kepala Dinas Perindsutrain Nuryanti menjelaskan tentang RPIP yang didalamnya terdapat 6 sektor industri prioritas yaitu antara lain Industri Pangan, Industri Hulu Agro, Industri permesinan dan Alat Transportasi, Industri Hasil Pertambangan, Industri kosmetik, farmasi herbal dan kimia, dan Industri ekonomi kreatif.
“Ada enam sektor industrialisasi yang tertuang dalam RPIP, diantaranya Industri Pangan, Industri Hulu Agro, Industri permesinan dan Alat Transportasi, Industri Hasil Pertambangan, Industri kosmetik, farmasi herbal dan kimia, dan yang terakhir adalah Industri ekonomi kreatif” Ungkap Nuryanti (16/09).
Dari enam sektor industrialisasi tersebut antara lain Pertama, Industri Pangan, dimana pada tahun 2020 lalu telah menorehkan sejumlah capaian, meski baru dalam proses peletakan pondasi. Dari data yang ada, sejumlah capaian industri pangan tersebut dimulai dari kegiatan standardisasi dan sertifikasi olahan pangan lokal (halal, merek, BPOM PIRT, dan Uji Laboratorium produk lainnya. Kemudian pelibatan IKM NTB dalam penyediaan program Jaring Pengaman Sosial (JPS) “Gemilang” mengurangi dampak Covid-19. Kemudian bimbingan teknis dan pendampingan bersama BPPOM untuk pangan lokal dalam kemasan/kaleng Ayam Rarang, Ayam Taliwang, Sate Rembiga, Sate Pusut serta olahan hasil Pertanian/Perkebunan, Perikanan/Kelautan dan juga Peternakan.
Kedua, Industri Hulu Agro, juga mulai menampakkan capaiannya. Industrialisasi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) seperti minyak atsiri, minyak cengkeh, minyak kayu putih dan lain-lain. Capaian yang kalah pentingnya dalam industri Agro ini adalah Pembangunan pabrik pakan terbesar di NTB (Feedmill) yang berlokasi di BRIDA NTB.
Ketiga, adalah Industri Permesinan Alat Transportasi. Pada sektor ini pun telah mencatatkan sejumlah hasil karya putra putri NTB. Diantaranya pengembangan kendaraan listrik Le-Bui, Matric – B, dan ngebUTS. Berkembangnya aneka mesin- mesin teknologi sederhana dari IKM untuk IKM. Prototype dan bimtek pembuatan mesin-mesin untuk mendukung program zero waste, kampung unggas (mesin pakan, penetas telur dll), mesin-mesin untuk pakan ternak (pencacah rumput dll untuk pakan), dan mesin olahan makanan maupun penyulingan essens oil.
Keempat, adalah industri hasil pertambangan. Fokus dalam sektor ini, menyiapkan segala sumber daya untuk program industri turunan smelter di Kabupaten Sumbawa Barat.
Kelima, Industri kosmetik, farmasi herbal dan kimia. Hasil yang dicapai pada industri ini antara lain; pengembangan industri kosmetik dan farmasi herbal (organik Lombok dan teh kelor). Pendampingan pembuatan APD (Alat Pelindung Diri) buatan IKM, standarisasi produk dan bantuan peralatan bagi IKM kosmetik, farmasi herbal dan alat kesehatan.
Keenam, dan terakhir adalah ekonomi kreatif. Kegiatan industri ini pun sudah mulai menggeliat dan melibatkan kaum melinial sebagai motor penggeraknya. Di dalamnya terdapat Moslem Fashion Industry, pelatihan pewarna alam untuk kain tenun. Bimtek tenun menggunakan ATBM (alat tenun bukan mesin), festival desiner tenun Lombok Sumbawa, fashion show tenun di tingkat nasional. Begitu juga untuk kerajinan, dikembangkan pula industri penyamakan kulit sapi, pengolahan sampah plastik dan pengolahan limbah serabut kelapa, IG mutiara dan IG ketak.
Dari Enam sektor industri prioritas tersebut, Dinas Perindustrian NTB tetapkan tiga icon Industrialisasi sebagai fokus utama yakni fashion muslim industry, industri kosmetik, dan industri kuliner legend kemasan steril.
“Dari beberapa sektor industrialisasi kami membagi menjadi tiga fokusan industri prioritas diantaranya fashion muslim industry, industri kosmetik, dan industri kuliner legend kemasan steril” Tutur Nuryanti (16/09).
Dari tiga sektor industri prioritas yang Pertama, Muslim fashion industri pasti termasuk dengan kerajinan seperti tas, sepatu, perhiasan dan yang lainnya. Kedua, adalah branding kuliner legend yang dikemas dengan kemasan steril yang bisa bertahan enam bulan bahkan lebih juga membutuhkan industri mesin. Ketiga, kosmetik berbahan baku lokal yang bisa menggandeng produk pertanian lokal. Saat ini, tiga icon industrialisasi ini sedang fokus untuk produksi massal yang memang butuh dan pasar global menjadi target besar Pemerintah Provinsi NTB.
Dalam melakukan pengembangan program percepatan Industrialisasi, Pemprov NTB melalui Dinas Perindustrian NTB melakukan banyak inovasi pembangunan yaitu antara lain.
Pertama, SIMANIS (Sistem Manajemen Informasi Industri) NTB, adalah sebuah aplikasi berbasis android yang memudahkan bagi Pelaku Usaha Industri untuk mengakses bantuan pembiyaan dan permodalan di perbankkan syariah di NTB yang diawasi langsung oleh OJK. Simanis menjadi database centre IKM se-NTB sehingga memudahkan bagi stakeholder dalam melakukan pemetaan program, pembinaan dan pemberdayaan IKM.
Kedua, Pembangunan Kawasan Industri Halal atau NTB Halal Industrial Park (NTB HIP). NTB HIP adalah Kawasan industri yang didefinisikan sebagai tempat pemusatan bagi aktivitas atau kegiatan industri di NTB yang dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana yang lengkap hingga fasilitas lainnya yang dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri.
Ketiga, NTB Exploration dan iDoors. Bagi StarUp Business, Pelaku IKM, dan IKM yang menargetkan ke taraf manajemen yang profesional, iDOORS adalah satu- satunya program one-stop-development bagi pengusaha dalam cakupan industri yang akan memenuhi kebutuhan pengembangan usaha hingga tahap professional Equity Crowd Funding hingga Go Public.
Keempat, Pengembangan Keandaraan Listrik seperti mobil balap listrik, cidomo listrik, e boat listrik, mobil pengangkut sampah, Sepeda listrik dan kendaraan berbasis energi surya. Kelima, Kuliner legend dalam kemasan steril, dan rumah produksi kosmetik herbal dan alat kesehatan. Dan yang Keenam, Industri
Permesinan, mesin-mesin buatan lokal dengan total 69 mesin yang sudah test report.
Adapun capaian hingga inovasi pada sektor industri antara lain, NTB HIB, SIMANIS, Desa Industri, E-Kemasan, Kuliner Legend dan Kendaraan Listrik. Ada juga capaian lainnya pada sektor industri kecil menengah dari tahun 2019-2022. Pada tahun 2019 terdapat 56 unit/ikm, 2020 berjumlah 58 unit/IKM, 2021
berjumlah 60 unit/IKM dan 2022 berjumlah 61 unit/IKM.
Kemudian dilanjutkan dengan Karakteristik ikm dan sektor industri Provinsi Nusa Tenggara Barat antar lain Total IKM berjumlah 25.839 IKM, tenaga kerja sektor industri berjumlah 93.970 orang, pelaku IKM baru berjumlah 4120 IKM, industri kecil berjumlah 20.648 unit, industri menengah berjumlah 4 unit, industri besar berjumlah 30 unit, sertifikasi halal berjumlah 100 IKM, sertifikasi HAKI berjumlah 246 IKM, sertifikasi SNI berjumlah 24 IKM, dan sertifikasi test report berjumlah 46 IKM.
Bukan hanya dari segi Invesati industri dan/atau pertumbuhan industri tapi dari segi IKM yang dibina oleh Dinas Perindustrian NTB ada beberapa ±10 IKM Naik Kelas. IKM yang mendapatkan peningkatan atau biasa disebut IKM Naik Kelas itu sendiri merupakan hasil jerih payah serta bimbingan dan arahan langsung dari Dinas Perindustrian lebih Nuryanti selaku kepala dinas.
IKM Naik Kelas merupakan IKM yang naik klasifikasinya dari IKM kecil menjadi IKM kelas menengah. Klasifikasi yang dimaksud antaranya peningkatan jumlah tenaga kerja dan jumlah nilai investasi. Bukan hanya demikian, IKM naik kelas juga bisa didefinisikan sebagai IKM yang telah mampu secara mandiri baik ekonomi, maupun mengelola usahanya dari segi formalitas usaha, tenaga kerja,
permodalan, investasi, proses produksi, standarisasi produk, distibusi hingga pemasaran menjadi ekosistem ekonomi dan bisnis yang berkelanjutan.
IKM Naik Kelas di antaranya ialah CV. Tri Jaya Utami, Lombok Organic, PT. Yola Pribumi, Sate Rembige Goyang Lidah, Ayam Taliwang Beca Bero, CV. Putra Jaya Kencana, UD. Bina Kreatif Remaja, CV. Miyaz Mitra Abadi, dan yang terakhir Bengkel Las Kaisar. Berikur merupakan beberapa IKM naik kelas yang dibina langsung oleh Dinas Periundustrian Prov NTB.
Perjalanan Industrialisasi memang cukup berata, pasca gempa bumi 2018, tantangan dan ujian kembali datang, ketika pandemi Covid-19 melanda hampir seluruh belahan dunia. NTB merasakan dampak sulitnya sejak awal 2020. Namun, dampak ekonomi bisa diminimalisir. Zul Rohmi dengan kebijakannya menyalurkan JPS Gemilang, program bantuan yang menyokong masyarakat ekonomi bawah dan menengah, untuk meringankan beban melewati masa pandemi.
Bencana gempa bumi dan pandemi Covid-19 adalah tantangan dan ujian, yang justru menguatkan karakter NTB sebagai buah daerah kecil di timur nusantara. Dan keberhasilan Zul Rohmi menangani tantangan itu semacam dengan visi revolusioner yang penuh terobosan dan inovasi. Duet kepemimpinan ini mengubah orientasi pembangunan, disaat yang sama bergulat dengan perubahan global dengan segenap dinamika masyarakatnya. (red/yd)
More Stories
Dukung Pengembangan Pertanian di UPLAND, Disperin NTB Dorong Koperasi Desa sebagai Solusi Ketersediaan Bahan Baku Industri
Dinas Perindustrian Turut Serta Sukseskan Rakor Dekranasda Provinsi NTB
Disperin Dukung Penuh Cetusan layanan aduan NTB Care – SP4N Lapor