Dinas Perindustrian Provinsi NTB bekerjasama dengan BEI NTB menggelar kegiatan Literasi Pasar Modal dan Manajemen BUMDes serta penutupan Bakti Gotong Royong Penurunan Stunting yang berlokasi di Aula Antara Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas Lombok Timur (BLK Lombok Timur). Kegiatan yang dihadiri oleh ±100 peserta yang terdiri dari IKM, Pengurus Bumdes, Perangkat Desa Se-Kec. Lenek serta stakeholder terkait. Turut hadir pula perwakilan dari PT. AMMAN, yang merupakan salah satu Donatur dalam program Gotong Royong Penurunan Angka Stunting di Kec. Lenek Lombok Timur (11/09/2023).
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah khususnya Dinas Perindustrian NTB dalam menjalankan perannya untuk meningkatkan perekonomian dengan cara memaksimalkan potensi-potensi yang ada di desa, salah satunya melalui sinergi IKM UMKM dan BUMDes dengan pengelolaan manajemen, maupun keuangan yang baik.
Beberapa pekan yang lalu Disperin NTB yang dipimpin langsung oleh Nuryanti selaku kepala Dinas Perindustrian menggelar pertemuan dengan beberapa kepala Desa membahas tentang “Desa Industri dan/atau Desanomic” untuk wilayah Nusa Tenggara Barat. Sebagai bentuk nyata industrialisasi goes to desa NTB yang dipimpin Nuryanti sebagai inisiator desanomic/desaindustri, beliau menggelar langsung kegiatan perdana atau sosialisasi untuk Desanomic yang bertempat di Desa Lenek, Kec. Lenek, Kab. Lombok Timur (11/09).
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Nuryanti, SE.,ME yang sekaligus membuka acara Literasi Pasar Modal dan Manajemen BUMDes di Desa Lenek Lombok Timur. Dalam arahannya, selain menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yg terlibat, ia juga menjelaskan bagaimana mengembangkan perekonomian Desa melalui pemberdayaan BUMDes, mengajak perangkat Desa untuk bersama sama menggali lebih dalam potensi masyarakat di setiap Desa yang ada di Kec. Lenek untuk menjadi sumber pendapatan bagi Desa maupun masyarakatnya pada umunya. Beliau juga menyampaikan bahwa dari pemerintah Pemprov melalui Dinas Perindustrian memiliki terobosan baru dalam membuat desa untuk bisa mandiri melalui desa yang dikenal dengan sebutan “Desa Industri/ Desanomic”.
“Atas nama Pemerintah Provinsi maupun Dinas Perindustrian, kami menyampaikan permohonan maaf dan terima kasih dalam sambutan hangatnya di acara yang kami gelar. Ini adalah langkah awal sebagai Desanomic yang kami gaungkan beberapa pekan lalu dalam pertemuan dengan seluruh Kepala Desa Se-NTB, dan ini adalah bentuk nyata kami untuk merealisasikan ide dan gagasan ini untuk membangun Negeri mulai dari Desa” ungkap Nuryanti (11/09).
Acara dilanjutkan dengan penyampaian Materi dari beberapa Narasumber diantaranya Bapak Ngurah Sandiana dari Bursa Efek Indonesia NTB (BEI NTB) yang menyampaikan materi tentang Literasi Pasar Modal, memberi Edukasi kepada peserta untuk selalu berhati hati karena Maraknya Investasi Bodong di kalangan masyarakat. Beliau menjelaskan tentang bagaimana dasar Investasi untuk masyarajat awam khsusunya di desa-desa. Dalam investasi ada beberapa hal yang perlu diketahui antara lain, Dana, tujuan, jangka waktu, potensi untung, dan potensi rugi. Dari beberapa hal itu perlu adanya pemahaman awal bagi para pelaku investai, tentunya harus memahami bagaimana tentang dunia pasar modal. Pasar modal merupakan membeli efek untuk memperoleh keuntungan berupa “capital gain” dan “dividen”. Beliau juga menegaskan kepada masyarajat Lenek untuk bisa berinvestasi dimanapun baiik di pasar modal maupun lain sebagainya, hingga dari pihak BEI NTB berkomitmen membantu masyarakat Lenek mendampingi dalam hal berinvestasi.
“Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui terkait berinvesatai antara lain, dana, tujuan, jangka waktu, untung, hingga rugi. Dan kami di BEI bersiap mendampingi masyarakat dalam hal berinvestasi di bursa efek maupun lainnya” tutur Ngurah (11/09).
Selain dari BEI ada pula materi tentang Pola Sinergitas BUMDes dan IKM dalam menggerakkan Ekonomi Desa yang disampaikan oleh Askia Rostiani Rahman, M.Hum dari Mata Garuda NTB. Belaiu memaparkan beberapa peran dari Matta Garuda NTB dalam menyongsong Ekonomi desa antara lain, Riset (Produk: Prototype Mesin), Sosial (Pemberdayaan Perempuan Desa), Lingkungan (BSF), Pendampingan (IG, HKI), Pengabdian (Literasi dan Mengajar Bahasa Inggris). Beliau juga menegaskan bahwa bahwa dari pihak Matta Garuda NTB berkomitmen untuk selanjutnya melakukan pendampingan untuk Desanomic di Kecamatan Lenek.
“Kami di Matta Garuda NTB memiliki beberapa peran dalam menunjang ekonomi desa antara lain ada Riset, Pendampingan, Pengabdian, Sosial, Produk, hingga Lingkungan. Dan kamipun siap berkomitmen mengawal hingga mendampingi Desanomic di Lenek kedepannya” Ungkap Askia (11/09).
Dalam kesempatan yang sama, Camat Kec. Lenek H. M. Supriyadi, S.Sos., M.Pd, mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut serta dalam membantu Pemerintah Kecamatan dalam menyelesaikan permasalahan stunting di Kec. Lenek. Beliau juga menyampaikan sejauh ini sudah ada sekitar 235 sasaran penangan stunting yang sudah diintervensi selama 3 bulan, dan berharap kedepannya kegiatan seperti ini bisa terus berkelanjutan agar target untuk Kec. Lenek nol stunting bisa terwujud.
“Mewakili perangkat camat dan masyarakat Lenek, kami menyampiakan terima kasih kepada Pemrov NTB dan lebih khususnya untuk Kepala Dinas Perindustrian ibu Nuryanti yang sudah memilih Desa kami untuk menjadi Desa perdana dalam Desanomic tersebut” tutur Supriyadi (11/09).
Harapannya kegiatan pelatihan ini bisa memberikan pengetahuan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan manajemen keuangan yang baik, tidak gampang terjerumus tawaran investasi bodong dan mampu melahirkan Pelaku pelaku usaha baru yang kreatif dan inovatif sehingga bisa meningkatkan perekonomian Desa maupun Nasional
More Stories
Dinas Perindustrian NTB Mendukung dan Menjaga Netralitas Pegawai ASN
Industrialisasi Goes To Campus! STKIP Taman Siswa Bima Miliki Potensi Industry
Jumat Salam Kota Bima Disambut Hangat Oleh Masyarkat Ntobo