7 Desember 2023

Guna Tercipta Desa Industri, Disperin NTB Gelar Rapat bersama ASASI, BRIN, dan Kepala Desa

Senin, 28 Agustus 2023, kepala Dinas Perindustrian Nuryanti, S.E., M.E.  menggelar rapat bersama Akademisi dan Saintis Indonesia Wilayah NTB (ASASI) ibu Dr. Teti Zubaidah, selaku ketua ASASI wilayah NTB, perwakilan dari BRIN dan beberapa representasi kepala Desa se-NTB antara lain Kades Darmaji, Kades Senggigi, Kades Gapuk, Kades Mamben, Kades Semoyang, Kades Grimax, dan Kades Buwun Sejati. Yang bertempat di Aula Halal Industrial Park Dinas Perindustrian NTB.

Rapat yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas Perindustrian, beliau menyampaikan Industrialisasi adalah bagian dari proses modernisasi di mana perubahan sosial dan perkembangan ekonomi erat hubungannya dengan inovasi atau pembaharuan. Pemerintah Nusa Tenggara barat melalui Dinas Perindustrian dalam hal modern atau terobosan baru sudah sangat meningkat dari segi industrialisasi. Kemudian ada gagasan baru yang ingin diciptakan oleh Dinas Perindustrian NTB, ialah “Desa Industri”. Desa industri yang dimaksud ialah ketika desa mampu memanfaatkan dan memberdayakan hingga menciptakan pembaharuan dari potensi masing-masing desa yang bisa dimanfaatkan kedalam hal baru hingga ada daya tarik bagi konsumen yang bernilai, itulah yang disebut dengan industrialisasi atau Desa Industri.

Beliau juga menjelaskan tentang Desanomics yang menjadi jembatan menuju penciptaan komunitas pembaharuan berbasis lokasi fisik atau non fisik hingga edukasi, khususnya desa, sebagai landasan perubahan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Desanomics sebagai jalan kolaborasi komunitas hingga masyarakat pada umunya perdesaan sosial DKM, Pesantren, Koperasi, BUMDes, dan Pemdes untuk mereposisi desa menjadi basis ekonomi pangan halal yang berkemajuan.

“Industrialisasi adalah terobosan baru di Nusa Tenggara Barat. Industrialisasi tidak semata-mata membangun gedung megah atau pabrik besar, melainkan industrialisasi yang digaungkan di NTB ini adalah mulai dari sederhana, dari sesuatu yang tidak bernilai bisa menjadi hal luar biasa yang bisa dimanfaatkan kedalam hal baru. Maka dari itu kami ingin memulai semua itu dari desa yang kami sebut yaitu Desa Industri atau Desanomics. Desanomics merupakan seruan bagi gerakan Bela Desa, Desanomics bukan hanya tentang bagaimana mendapatkan uang dari orang lain, melainkan tentang mendapatkan kepercayaan dari penduduk setempat di komunitas tempat calon pengusaha pemula hadir. Bagaimana kita bisa menciptakan pasar baru bagi para masyarakat ataupun para UMKM di desa” tegasnya (28/8).

Beliau juga menyampaikan begitu besar keinginan untuk melakukan hal baru di NTB mulai dari hal sederhana, mulai dari Desa.

Dipertegas lagi oleh kepala ASASI wilayah NTB ibu Dr. Teti Zubaidah, beliau menyampaikan, NTB ini sangat kaya akan pembaharuan dari hal kecil hingga besar, semua ada di NTB tinggal bagaimana tata kelolanya agar sempurna. mewujudkan desa-desa yg menjadi target dengan tujuan yang strategis, yaitu skala internasional. Namun, hal tersebut perlu membimbing kesadararan Masyarakat.

“Provinsi yang kaya akan semua hal, itu ada di NTB. Apa lagi dengan pangannya atau hasil panen di NTB selalu menjadi urutan pertama, untuk itu kami di ASASI sangat menanti kerja sama seperti yang diharapkan bersama” ungkapnya (28/8).

Ditambahkan juga oleh bapak Eko Budhi Suprasetyawan ST. M.Si, selaku perwakilan ASASI Pusat beliau menyampaikan, desa yang ideal yang kami kumpulkan misalnya desa di Kabupaten Manggarai Barat, yang bagaimana desa tersebut mengembangkan dan mengkontrol dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Mereka menyediakan kebutuhan masyaratkat yang kemudian bisa membangkitkan ekonomi. Dari situ membangun ekonomi dari masyarakat desa.

Semua penyampaian tersebut ditanggapi oleh beberapa perwakilan kepala desa antara lain Kades Sengigigi yang mendapat giliran pertama untuk menyampiakan keadaan desa hingga potensi yang ada. Beliau menyampaikan, begitu besar peluang pasar didaerahnya, mulai dari perhotelan, kafe, wisata Pantai dan lain sebagainya. Semua hal itu bisa dijadikan peluang untuk warga desa Senggigi memasarkan produk hingga pangan yang menjadi potensi dari desa tersebut.

“Kami di Senggingi sangat bersyukur dengan dijadikannya senggingi tempat wisata kami mudah dalam memasarkan produk dan potensi desa kami. Dari hotel tingga tempat rekreasi lainnya menjadi ladang pasar bagi para UMKM kami” tuturnya (28/8).

Kemudian dipertegas oleh Kades Darmaji, beliau menyampaikan bahwa bagaimana pentingnya semua stakeholder berkolaborasi baik itu dari pemerintah maupun dari akademisi hingga Masyarakat pada umunya. Agar terciptanya desa wisata yang modern, desa industry, hingga pembaharuan pembaharuan lainnya.

“Jika kita ingin menggapai semua itu, dari semua pihak kami rasa harus berkolaborasi. Itu salah satu solusi terbaik ketika mengharapkan sesuatu yang besar hingga baru, yaitu kerja sama” 28/8).

Dari penyampaian perwakilan kades yang hadir hamper semuanya sama, yaitu mengharapkan kolaborasi dari semua aspek, sebab dari semua desa di Nusa Tenggara Barat mempunyai potensi masing-masing dalam mengembangkan desanya, tinggal bagaiaman semua aspek hingga stakeholder mampu berjalan beriringan menuju pembaharuan yang berkemajuan.

Kemudian, Langkah konkret atau Upaya pemerintah untuk mewujdukan desa industry dan desanomics ini ialah dengan memulai bekerja sama dengan semua pihak salah satunya ialah perangkat desa. Melakukan tahapan survey desa-desa hingga menata Kelola apa yang menjadi potensi hingga daya jual masing-masing desa untuk dijadikan desa Industri. Itu semua tentu membutuhkan dukungan dari masing-masing stakeholder yang terlibat untuk diselenggarakan pada akhir tahun 2023-2024 untuk mulai direalisasikan.

Hingga pada akhirnya ada beberapa desa yang menjadi simpulan targetan untuk dijadikan desa uji coba dalam merealisasikan gagasan besar tersebut antar lain, Desa Darmaji, Senggigi, Gapuk, Mamben, Semoyang, Grimax, dan Buwun Sejati.

Credit title/by line: Yudistira

Credit photo: Jefry