Sebagai provinsi dengan basis wilayah agraris, NTB memiliki banyak sekali sumber daya alam yang potensial untuk dikembangkan. Ketak, adalah salah satunya. Jenis tanaman merambat yang satu ini, telah populer digunakan sebagai bahan baku kerajinan di NTB. Badri, owner IKM Terang Terus, sebagai salah satu penggiat kerajinan ketak di NTB telah menggunakan bahan baku ketak sejak tahun 1995. “Produk ketak saya, telah sampai dijual ke luar negeri”, ujar Badri, dengan bangga.
Menilik potensi kerajinan ketak NTB sebagai salah satu primadona dalam menyambut event internasional MotoGP 2021, Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB, Nuryanti, SE., ME., bersama tim Disperindag Kabupaten Lombok Tengah bersilaturahmi ke IKM Terang Terus di bawah binaan Badri. Kunjungan ini selain untuk melihat kesiapan IKM kerajinan di Lombok Tengah dalam menyambut Moto GP 2021, juga untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi para pengrajin ketak dalam pengembangan usahanya.
“Masalah kami, adalah bahan baku ketak yang masih datang dari luar NTB, harga menjadi mahal, sulit untuk dipasarkan”, demikian tutur Badri, menyikapi kendala utama dalam pengembangan kerajinan ketak yang diinisiasinya. “Ketak, dulu, gampang ditemukan di hutan-hutan sekitar, namun dengan masifnya illegal logging, ketak semakin susah dicari, dan terpaksa harus didatangkan dari luar NTB”, lanjut Badri.
Diskusi sederhana bersama pelaku usaha ketak ini membuka pemahaman bersama bahwa kontinuitas bahan baku untuk sektor industri jika tidak disikapi secara komprehensif akan menjadi salah satu kendala dalam pengembangan industri kerajinan, khususnya ketak ke depannya. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian bersama dari seluruh stakeholders terkait untuk mempertahankan eksistensi kerajinan ketak sebagai salah satu kerajinan primadona di NTB.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB berharap agar penggunaan bahan baku ketak yang tersedia harus dioptimalkan. Baik dari segi kualitas maupun dari segi diversifikasi bentuk kerajinannya. “Disperindag Kabupaten Loteng sudah membangun sentra Ketak dengan aula dan mesin di Praya Timur, itu bisa dioptimalkan sebagai marketplace, ke depannya, akan dibangun sentra Ketak di beberapa titik di wilayah Kab. Lombok Tengah”, ujar Nuryanti. Terkait kendala bahan baku yang masih datang dari luar NTB. Kepala Disperin NTB menyampaikan akan berkoordinasi dengan dinas dan pihak terkait untuk meningkatkan kuantitas bahan baku Ketak di NTB.
“Disperin Provinsi dan Disperindag Loteng berkomitmen akan terus mendampingi IKM di Loteng khususnya dan di NTB umumnya agar dapat terus eksis dan berkembang”, demikian penjelasan Nuryanti, menyampaikan rencana ke depan industri kerajinan di NTB. Industri kerajinan sebagai bagian dari industri kreatif merupakan wahana pengembangan ide dan kreatifitas putra NTB. Sangat layak untuk didorong dan dikembangkan, apalagi kerajinan ketak yang merupakan salah satu komoditas lokal dari NTB.
Ketak, dengan segala dinamikanya, telah membawa nama NTB ke dunia internasional. Lewat tangan dingin soerang Badri, dan pengrajin ketak lainnya di NTB, kerajinan ketak sempat menjadi primadona kerajinan di NTB. Patut kiranya untuk terus dilestarikan dan dijaga eksistensinya. Kendala serius berupa ketersediaan bahan baku harus segera dibangun alternatifnya, agar kerajinan ketak yang melegenda ini dapat terus menjadi primadona untuk kita semua. Bangga dengan kerajinan NTB, bangga menjadi NTB.