7 Desember 2023

Disperin NTB Lakukan Klasifikasi dan Identifikasi terhadap IKM Naik Kelas di Kota Bima

Senin, 20 Maret 2023, Pejabat Fungsional Pembina Industri Ety Hartati, S.Si melakukan kunjungan asesmen diagnosis ke beberapa IKM dalam mengklasifikasi dan mengidentifikasi IKM start up acceleration untuk IKM naik kelas di Kota Bima. Kegiatan Kunjungan IKM ini juga didampingi oleh Sekretaris dan Staff Bidang Industri Dinas Perindag kota Bima. Ketiga IKM tersebut diantaranya, IKM pangan Marimpa di Sambi Na’e, IKM Fashion Rakhanza dan Nur Sakura, serta IKM permesinan bengkel Kuality di Koddo 2 kota Bima.

Kunjungan ini dilakukan di beberapa IKM yaitu IKM pangan Marimpa di Sambi Na’e, IKM ini mengolah pangan atau kuliner tradisional dan kuliner kekinian dari bahan dasar jewawut. IKM ini sudah berdiri sejak tahun 2020, dengan konsentrasi pengolahan pangan teradisional. IKM ini memasarkan produknya melalui titik-titik keramaian atau tempat taman tongkrongan publik.

Untuk pemasaran keluar daerah IKM masih dalam skala kecil, Marimpa juga sudah merambah ke pasar online berupa Market Place seperti Shopee, tetapi pemesanan masih belum lancar. Promosi yang dilakukan melalui media sosial Facebook serta untuk pengelolaan manajemen keuangan masih dilakukan secara konvensional, seperti arus kas yang masih bercampur, income statement and balance sheet belum terekap dgn baik.

Terakhir, untuk desain brand nama, logo, karakter, brand positioning, IKM Marimpa masih membutuhkan pendampingan. Saat ini IKM Marimpa juga menjalin kerja sama dengan SMK tata boga di Bima dengan program yang bernama Marimpa go to school. Harapan Owner marimpa kedepannya, Marimpa mempunyai rencana untuk diversifikasi usaha dengan membuka rumah makan jewawut.

Selanjutnya, Pejabat Fungsional Pembina Industri Ety Hartati mengunjungi IKM Fashion Rakhanza dan Nur Sakura dengan produk fashion dan turunannya seperti (sepatu, tas, dompet dll) yang berbahan dasar tenun, rajutan dan kulit. Kedua usaha tenun ini berdiri sudah cukup lama dan sudah merambah pasar luar daerah melalui pasar digital dengan strategi promosi yang memanfaatkan media sosial seperti tik-tok, FB, IG, YouTube dll.

IKM ini beralamatkan di kelurahan Raba Dompu. IKM ini masih perlu pendampingan tentang pengelolaan manajemen keuangan dan pengembangan diversifikasi produk yang masih memiliki banyak sekali peluang produk turunan yang sebenarnya bisa dilakukan, namun berkendala dengan SDM baik itu kapasitas maupun kompetensi dan sumber daya lainnya yang masih belum memadai. IKM ini mempunyai dampak lingkungan – sosial yang baik dengan menghimpun lebih kurang 100 IKM penenun yg masuk dalam anggota sebagai pemasok bahan baku produk, tidak hanya penenun di Raba Dompu, tetapi juga penenun di Desa sekitar kota Bima.

Kemudian, Ety Hartati melanjutkan kunjungannya ke IKM permesinan bengkel Kuality di Koddo 2 kota Bima. Bengkel ini berdiri sejak tahun 2015 dengan usaha sebagai bengkel las, dan sampai dengan sekarang ini sudah berubah dengan mengembangkan produk usahanya yaitu membuat Dump Truck, mesin perontok padi, pasang gigi somel dan membuat mesin perontok serta mesin penggilingan jagung berkapasitas 50-60 Ton.

Pemasaran masih mencakup disekitaran Kota – Kabupaten Bima, selain itu IKM ini masih tidak mempunyai media promosi jadi hanya masih dikenal melalui mulut ke mulut. Untuk menajemen keuangan dan desain band logo dll IKM ini masih perlu pendampingan, serta kedepannya, Owner IKM bengkel kuality bermaksud akan mempatenkan brand nya dengan mendaftar ke Kemenkumham agar hasil karyanya tdk dijiplak atau diakui oleh orang lain. Oleh karenanya IKM Kuality sangat mengharapkan pendampingan terkait hal ini. Kendala produksi dari bengkel ini yaitu masih kurang nya alat bubut sehingga proses produksi memakan waktu yang lama. Bengkel ini mempekerjakan 4 orang karyawan dari desa sekitar.