Oleh : Dra. Hafsah
Fungsional Penyuluh Dinas Perindustrian Provinsi NTB
Latar Belakang
Dalam keadaan hidup, pohon tersebut mengandung cairan berwarna merah darah. Pada bagian getah yang keluar dari pepagan akan mengental dan berwarna merah gelap atau merah darah yang disebut kino atau sangre de drago (darah naga), dan memiliki daya obat (astringensia).
Kayu angsana tidak hanya memiliki kandungan untuk obat dan sebagai bahan minuman, tetapi juga berperan penting sebagai salah satu bahan pewarnaan alami untuk benang tenun dan kain batik. Angsana memberikan warna merah dalam proses pewarnaan
Langkah-langkah Pembuatan ZPA Kayu Angsana
Ada 2 (dua) cara Proses Pewarnaan Alam angsana
- Proses mewarnai kain menggunakan kayu Angsana sangatlah mudah.
- Pertama, Kayuangsana ditebang kemudian dikeringkan lalu dicincang campurkan air dengan perbandingan 2 Kg : 20 ltr air rebus menjadi/bersisa 15 kg .
- Kedua, masukkan larutan kayu angsanake dalam panci bersih kemudian rebus sambil diaduk agar larutan tercampur dengan baik, Setelah itu,turunkan dari atas kompor sambil didinginkan masukkan dalam baskom yang sudah dipisahkan dengan ampasnya dinginkan lalu dikemasbaskom kemudian ketika mau dipasarkan dikemas dengan botol/jerigen
1.2 Mordanting Mordanting adalah merupakan Langkah pertama/awal dalam proses pewarnaan Contoh:
- Menyiapkan kain yang akan di-mordanting/untuk mencelup dibagi menjadi 3 bagian berukuran 25 cm. tiap jenis warna
- Kain katun dan sejenisnya disiapkan 25 cm masing-masing 3×25 Cm + 75 cm X Jenis Pewarna alami
- Bahan Mordan (Zat) yang digunakan anatara lain, Soda abu, Tawas.TRO (Turkeis Red Oil) Direndam dengan zat kimia bernama TRO berperan peenting untuk meningkatkan kemampuan unrtuk menempelnya (penyerapannya) bahan pewarna pada kain/lembaran batik
- Rendam bahan tekstil yang akan diwarnai dalam larutan 2 gr/liter sabun netral (sabun sunlight batangan) atau TRO (Turkey Red Oil). Artinya setiap 1 liter air yang digunakan ditambahkan 2 gram sabun netral atau TRO. Perendaman dilakukan selama 2 jam. Bisa juga direndam selama semalam. Setelah itu bahan dicuci dan dianginkan.
1.3. Proses pewarnaan
Kain yang telah diMordan tadi kemudian dimasukkan/ dicelup kedalam baskom yang memakai pewarna alam contoh Indigofera dengan hati-hati dan pelan-pelan diusahakaan merata selama 10-15 menit, diangkat,diangin-anginkan lakukan berulang-ulang hingga menghasilkan warna yang dikehendaki/diinginkan. Minimal 6-8 kali celup.dan bila menginginkan warnya yang lebih tua icelup terus sampai sesuai selera yg diinginkan..
- Fiksasi
Fiksasi yaitu proses mengunci dan untuk memperkuat warna/hasil pewarnaan alam agar tidak mudah luntur.
Fiksasi ada 3 jenis /3 unsur yaitu dengan:
- Tawas : Untuk 70 gr tawas dilaruntukan dalam 1 liter air (280 gr tawas untuk 4 liter air ) direndam selama 10 menit angkat kemudian diangin-anginkan
Hasilnya untuk mempertahankan warna asli
- Kapur : Timbang 50 gr kapur tohor (gamping prongkal) laruntukan kedalam 1 liter air (untuk membuat 4 liter air memerlukan 200 gr kapur tohor. Diamkan yang dipakai air beningnya.kemudiankain direndam dalam 1 liter beningananya tersebut selama 10 menit , angkat kemudian diangin-anginkan
Hasilnya untuk mempertahankan warna lebih tua dari asli
- Tunjung: Timbang 70 gr tawas dilaruntukan kedalam 1 liter air (untuk membuat 4 liter air memerlukan 200 gr tunjung. Diamkan yang dipakai air beningnya. kemudian kain direndam dalam 1 liter beningananya tersebut selama 10 menit, angkat kemudian diangin-anginkan
Hasilnya untuk mempertahankan warna lebih gelap /tua dari aslinya
diagram pembuatan zat pewarna alam dari kayu Angsana
diagram pembuatan zat pewarna alam dari kayu Angsana
Kayu angsana cincang / di hancurkan |
Di saring, masukan dalam baskom, dingin kan, dan kemas |
Di rebus dengan campurkan air, perbandingan 2 Kg : 20 ltr air (sampai 15 ltr) |
SELAMAT MENCOBA
Sumber
DR. Sardi �
More Stories
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pembukaan Paviliun Indonesia di Hannover Messe 2023
Mahasiswa Magang Akutansi Unram Persentasikan Forecasting Untuk Pendampingan IKM
Penarikan Mahasiswa PKL, Kabid PSDI Harapkan Mahasiswa Terus Belajar Tentang Industrialisasi