30 Maret 2023

CARA PEMBUATAN ZAT PEWARNA ALAM DARI KAYU POHON NANGKA

Oleh : Dra. Hafsah

FungsionalPenyuluh Dinas Perindustrian Provinsi NTB.

  1. Lalatar Belakang

Nangka (Artocarpus heterophylla Lamk.) merupakan tumbuhan lokal yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia. Pohon nangka ini biasanya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Dan juga bisa dijdikan pewarna alam untuk benang , kain katun dan kain sutra.Kandungan kimia dalam kayu nangka antara lain morin, sianomaklurin (zat samak), flavon, dan tanin. Selain itu, dibagian kulit kayu nangka juga terdapat senyawa flavonoid yang baru, yakni morusin, artokarpin, artonin E, sikloartobilosanton, dan artonol B (Ersam, 2001). Bioaktivitas senyawa flavonoid tersebut terbukti secara empirik sebagai antikanker, antivirus, antiinflamasi, diuretik, dan antihipertensi (Ersam, 2001).

Langkah-langkah Pembuatan ZPA Kayu pohon nangka

  1. Langkah tentang pewarna Kayu pohon nangka

Rempah yang bernama lain Artocarpus heterophylla Lamkini tidak hanya dijadikan sebagai bahan obat namun juga pewarna kain. Warna yang dihasilkan kayu pohon nangka antaralain coklat susu, putih tulang, dan putih. Proses mewarnai kain menggunakan kayu pohon nangka terbilang mudah.

  1. Pertama, kayu Pohon nangka yang  sudah di cincangdierut lalu campurkan air dengan perbandinan Kayu pohon nangka  3 Kg : 30 ltr air  menjadi 25-23 Ltr air,kemudian dimasak/direbus, menjadi terus saring pisahkan dengan .dinginkan masukkan kedalam wadah/baskom kemudian ketika mau dipasarkan dikemas dengan botol/jerigen
  2. Kedua, masukkan kayu pohon nangka  yang telah menjadi bubuk ke dalam panci bersih  dngan perbandingan 2 Kg : 20 Ltr air kemudian rebus sambil diaduk agar larutan tercampur dengan baik. saring pisahkan dengan ampasnya.dinginkan masukkan kedalam wadah/baskom kemudian ketika mau dipasarkan dikemas dengan botol/jerigen

1.2 Mordanting

Mordanting adalah merupakan Langkah pertama/awal dalam proses pewarnaan Contoh:

  1. Menyiapkan kain yang akan di mordanting/untuk mencelup dibagi menjadi 3 bagian  berukuran 25 cm. tiap jenis warna
  2. Kain katun dan sejenisnya  disiapkan 25 cm masing-masing 3×25 Cm + 75 cm X Jenis Pewarna alami
  3. Bahan Mordan (Zat) yang digunakan anatara lain, Soda abu,Tawas.TRO  (Turkeis Red Oil) Direndam dengan zat kimia  bernama TRO berperan peenting untuk meningkatkan kemampuan untuk menempelnya (penyerapannya) bahan pewarna pada kain sutra/lembaran batik dan benang tenun.
  4. Rendam bahan tekstil  yang akan diwarnai dalam larutan 2gr/liter sabun netral (sabun sunlight batangan) atau TRO (Turkey Red Oil). Artinya setiap 1 liter air yang digunakan ditambahkan 2 gram sabun netral atau TRO. Perendaman dilakukan selama 2 jam. Bisa juga direndam  selama semalam. Setelah itu bahan dicuci dan dianginkan.  

1.3. Proses pewarnaan

Kain yang telah di-Mordan tadi kemudian dimasukkan/ dicelup kedalam baskom yang memakai pewarna alam contoh  Kayu Secang dengan hati-hati dan pelan-pelan diusahakaan merata selama 10-15 menit, diangkat,diangin-anginkan  lakukan berulang-ulang hingga menghasilkan warna yang dikehendaki/diinginkan. Minimal 6-8  kali celup.dan bila menginginkan warnya yang lebih tua icelup terus sampai sesuai selera yg diinginkan..

1.4. Fiksasi  

Fiksasi yaitu proses mengunci dan untuk memperkuat warna/hasil pewarnaan alam agar tidak mudah luntur.

Fiksasi ada 3 jenis /3 unsur yaitu dengan:

  1. Tawas : Untuk  70 gr tawas dilaruntukan dalam 1 liter air (280 gr tawas untuk 4 liter air ) direndam selama 10 menit angkat kemudian diangin-anginkan

Hasilnya untuk mempertahankan warna asli

  • Kapur : Timbang 50 gr kapur tohor (gamping prongkal) laruntukan kedalam  1 liter air (untuk membuat 4 liter air memerlukan 200 gr kapur tohor. Diamkan yang dipakai air beningnya.kemudiankain direndam dalam 1 liter beningananya tersebut selama 10  menit , angkat kemudian diangin-anginkan

            Hasilnya untuk mempertahankan warna lebih tua dari  asli

  • Tunjung: Timbang 70 gr tawas dilaruntukan kedalam  1 liter air (untuk membuat 4 liter air memerlukan 200 gr tunjung. Diamkan yang dipakai air beningnya. kemudian kain direndam dalam 1 liter beningananya tersebut selama 10  menit, angkat kemudian diangin-anginkan

                        Hasilnya untuk mempertahankan warna lebih gelap /tua dari aslinya.